A. Alat-Alat Pencernaan Manusia (Tractus Digestivus)
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus,
3. Lambung,
4. Usus Halus,
5. Usus Besar,
6. Rektum,
7. Anus
.
1. Mulut (oris)
Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Rongga
mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitusebelah atas oleh tulang
rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh
otot-otot pipi, serta sebelah bawah oleh rahang bawah.
Rongga Mulut(Cavum Oris)
Rongga mulut merupakan awal dari saluran pencernaan makanan. Pada
rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk
membantu pencernaan makanan, yaitu:
a. Gigi(dentis)
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi
partikel yang kecil-kecil. Gigi tertanam pada rahang dan diperkuat oleh
gusi. Bagian-bagian gigi adalah sebagai berikut:
• Mahkota Gigi
Bagian ini dilapisi oleh email dan di dlamnya terdapat dentin (tulang
gigi). Lapisan email mengandung zat yang sangat keras, berwarna putih
kekuningan, dan mengilap. Email mengandung banyak garam kalsium.
• Tulang Gigi
Tulang gigi terletak di bawah lapisan email. Tulang gigi meliputi dua
bagian, yaitu leher gigi dan akar gigi. Bagian tulang gigi yang
dikelilingi gusi disebut leher gigi, sedangkan tulang gigi yang
tertanam dalam tulang rahang disebut akar gigi. Akar gigi melekat pada
dinding tulang rahang dengan perantara semen.
• Rongga gigi
Rongga gigi berada di bagian dalam gigi. Di dalam rongga gigi terdapat
pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.oleh karena itu,
rongga gigi sangat peka terhadap rangsangan panas dan dingin.
menurut bentuknya, gigi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
- gigi seri (incisivus/I), berfungsi untuk memotong-motong makanan.
- Gigi taring (caninus/ C), berfungsi untuk merobek-robek makanan.
- Gigi geraham depan (Premolare/ P), berfungsi untuk menghaluskan makanan.
- Gigi geraham belakang (Molare/ M), berfungsi untuk menghaluskan makanan.
Pada manusia, ada dua generasi gigi sehingga dinamakan bersifat
diphydont. Generasi gigi tersebut adalah gigi susu dan gigi
permanen.gigi susu adalah gigi yang dimiliki oleh anak berusia 1 – 6
tahun. Jumlahnya 20 buah. Sedangkan gigi permanen dimiliki oleh anak di
atas 6 tahun, jumlahnya 32 buah.
b. Lidah (lingua)
Lidah membentuk lantai dari rongga mulut. Bagian belakang otot-otot
lidah melekat pada tulang hyoid. Lidah tersiri dari 2 jenis otot,
yaiyu:
- Otot ekstrinsik yang berorigo di luar lidah, insersi di lidah.
- Otot instrinsik yang berorigo dan insersi di dalam lidah.
Kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas 3 bagian, yaitu: radiks
lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), apeks lingua
(ujung lidah).
Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni dalam hal
membolak-balikkan makanan dalam rongga mulut, membantu dalam menelan
makanan, sebagai indera pengecap, dan membantu dalam berbicara.
Sebagai indera pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf perasa (papila). ada tiga bentuk papila, yaitu:
• Papila fungiformis, berbentuk seperti jamur, terletak di bagian sisi lidah dan ujung lidah.
• Papila filiformis, berbentuk benang-benang halus, terletak di 2/3 bagian depan lidah.
• Papila serkumvalata, berbentuk bundar, terletak menyusun seperti huruf V terbalik di bagian belakang lidah.
Lidah memiliki 10.000 saraf perasa, tapi hanya dapat mendeteksi 4 sensasi rasa: manis, asam, pahit, dan asin.
c. Kelenjar Ludah
Makanan dicerna secara mekanis dengan bantuan gigi, secara kimiawi
dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar ludah.
Kelenjar ludah mengandung menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim
ptyalin atu amylase yang berfungsi mengubah zat tepung atau amilum
menjadi zat gula atau maltosa.
Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang sebagai berikut:
• Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar ini
menghasilkan saliva berbentuk cair yang disebut serosa. Kelenjar paotis
merupakan kelenjar terbesar bermuara di pipi sebelah dalam berhadapan
dengan geraham kedua.
• Kelenjar submandibularis / submaksilaris, terletak di bawah rahang bawah.
• Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Kelenjar submandibularis dan sublingualis menghasilkan air dan lender
yang disebut Iseromucus. Kedua kelenjar tersebut bermuara di tepi
lidah.
2. Faring
Faring (tekak) terletak di belakang hidung, mulut dan tenggorokan. Tekk
berupa saluran dengan panjang sekitar 7 cm. faring terdiri atas 3
bagian, yaitu:
- naso faring, terletak di belakang hidung dimana terdapat tuba eustachius, kelenjar adenoid.
- Faring oralis, terletak di belakang mulut,terdapat tonil (amandel)
- Faring laryngeal, merupakan bagian terendah dari faring yang terletak di bagian laring.
3. Esofagus (Kerongkongan)
Esofagus merupakan saluran semit berbentuk pipa yang menghubungkan
faring dengan lambung (gaster). Makanan yang telah dicerna dalam mulut
akan masuk ke dalam kerongkongan melalui proses penelanan (deglitasi).
Secara histologis, esophagus terdiri atas empat lapisan, yaitu:
a. tunika mukosa
b. tunika submukosa
c. tunika muskularis
d. tunika adventisia (tunika elastika)
Tunika mukosa menghasilkan mucus.pada tunika ubmukosa, terdapat
jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kalpiler darah dan saraf.
Tunika muskularis mengandung otot polos dan jaringan ikat.
Esophagus memiliki cincin tulang rawan, zat makanan dapat melewati
esophagus karena adanya gerak peristaltic. Gerak peristaltic adalah
gerak mermas-remas dan bergelombang yang tidak disadari sehingga
makanan tedorong ke bagian lambung.
Pada batas antara esogagus dengan lambung tedpat sfinger esophagi
(sphincter esophagi) yang befungsi mengatur agar makanan yang sudah
masuk ke dalam lambung tidak kembali ke esophagus.
4. Lambung (gaster)
Lambung merupakan kantong besar yang terletak di bawah rusuk terakhir
sebela kiri. Lambung tediri atas tiga bagian, yaitu kardiak (berdekatan
dengan hati) berhubungan dengan esophagus, fundus (tengah), dan
pylorus (berhubungan langsung dengan usus halus).
Pada saat ada makanan mendekati lambung, otot sphincter kardia bekerja
membuka lambung bagian atas sehingga makanan masuk dn segera menutup
kembali agar makanan tidak kembali ke eofagus. Sementara itu, otot
sphincter pilorusberperan dalam proses pengaturan makanan agar keluar
dari lambung dan masuk ke usus dua belas jarib (deudenum)
Otot dinding lambung tersusun memanjang, melingkar, dan menyerong.
Dengan bantuan otot seperti ini menyebabkan makanan tercampur merata
membentuk bubur yang disebut chime apabila otot tersebut berkontraksi.
Dinding lambung secara anatomis terdiri atas 5 lapisan, yakni tunika
mukosa, tunika muskularis mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis,
dan tunika adventisia. Pada lapisan itu terdpat kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung:
a. Asam klorida (HCl). Befungsi sebagai desinfektan, yaitu untuk
membunuh kuman-kuman yang masuk bersama makanan atau menjadikan kuman
tidak berbahaya. Selain itu, asam klorida juga befungsi untuk
mengasamkan makanan dan membantu pembenukan pepsin.
b. Rennin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein
susu) dari air susu. Kasein akan diubah oleh pepsin menjadi
peptone.renin hanya dihasilkan oleh lambung mamalia.
c. Pepsinogendalam lingkungan asam klorida, pepsinogen akan diubah
menjadi enzim yang aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi mencerna
protein menjadi zat yang molekulnya lebih kecil dan mudah larut yang
disebut peptone.
d. Lipase, berfungsi untuk mencerna lemak. Di lambung, lipase terdpat dalam jumlah yang kecil.
Setelah makanan dicerna di dalam lambung, sedikit demi sedikit makanan
masuk ked lam deudenum. Otot yang bekerja di sini adalah otot pylorus.
Caranya otot pylorus yang mengarah ke lambung akan mengendur jika
tersentuh cyme yang besifat asam. Sebaliknya otot pylorus yang mengarah
ke usus halus akan mengerut jika tersentuh cyme. Jadi cyme yang
bersifat asam tiba di pylorus depan, maka pylorus akan membuka,
sehingga makanan lewat. Dan makanan yang mengenai pylorus belakang maka
pylorus menutup. Sehingga makanan masuk ke usus halus sedikit demi
sedikit dan dapat dicerna dan diserap secara efektif.
Fungsi lambung sebagai fungi motoris adalah:
• Fungsi reservoir, menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
• Fungsi mencampur.
• Funsi pengosongan lambung yang diatur oleh pembukaan sphinter pylorus
yang diatur oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmosis,
keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan
lambung diatur oleh factor saraf dan hormonal.
Funsi lambung sebagai fungsi sekresi dan pencernaan:
• Mencerna protein oleh pepsin dan HCl, amilum oleh amilae, dan lemak leh lipase.
• Sintesis dan pengeluaran gastrin
• Sekresi factor intrinsic memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.
• Sekresi mucus, sebagai pelingdung lambung dan pelumasan makanan agar mudah ditranspor.
5. Usus halus (Intestinum tenue)
Usus halus terletak di antara lambung dan usus besar. Usus ini
merupakan saluran panjang dengan dinding-dinding berotot. Dinding usus
halus terdiri atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis,
dan tunika serosa. Tunica muscularis merupakan bagia yang menyebabkan
geraka usus halus.
Usus halus dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu:
a. Deudenum (usus dua belas jari). Deudenum panjangnya sekiar 25 – 30
cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri. Pada lengkungan ini
terdapat pancreas yang menghasilkan amylase yang berfungsi mencerna
hidrat arang menjadi disakarida. Di sini terjadi pencernaan secara
kimiawi. Deudenum merupakan muara saluran yang berasal dari hepar,
yakni duktus keleodokus dan yang berasal dari pancreas, yakni
pankreatikus.
b. Jejunum (usus kosong). Panjangnya sekitar 7 meter. Di dalam jejunum,
makanan masih mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim
yang dihailka oleh dning usus, sehingga menjadi bubur yang sangat
lembut dn encer. Merupakan tempat berlangsungnya pencernaan makanan
terakhir sebelum sari makanan diserap di ileum.
c. Ileum (usus belit/ usus penyerapan). Ileum merupakan tempat terjaina
penyerapan sari-sari makanan dengan panjang sekitar 1 meter. Di
sinilah sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap oleh
jonjot-jonjot usus (vili).
Dinding jonjot usus halus tertutup oleh sel tiang.kira-kira terdpat 500
sel tiang pada setiap jonjot. Setiap sel memuat sekitar 1.000
mikrovili. Villi tersebut juga memperluas permukaan dinding usus
sehinga absorpsi sari makanan menajdi leih efektif. Enzim pada
mikrovili akan menghancurkan makanan menjadi parikel yang cukup kecil
untuk diserap.
Di dalam setiap jonjot terdapat pembuluh darah halus dan saluran limfa
(pembuluh kil) yang menyerap zat makanan dari permukaan jonjot. Vena
mengambil glukosa, asam amino dan mineral, sementara asam lemak dan
gliserol masuk ke pembuluh kil.
Dinding usus halus menghasilkan getah usus yang mengandung beberapa
enzim, anatar lain enterokinase, erepsin, lactase, intertase, dan
maltase. Enterokinase berfungsi untuk mengubah enzim tripsinogen yang
dihasilkan pancreas menjadi tripsin. Erepsin berfungsi untuk
menyempurnakan pencernaan protein dengan mengubah pelipeptida menjadi
berbagai asam amino. Lactase, intertase, dan maltase yang tergolong
dlam disakarase berfungsi menyempurnakan pencernaan pati (ailum) dengan
cara mengubah guladisakarida menjadi gula monosakarida.
6. Usus Besar (colon)
Usus besar bersambung dengan usus halus di rongga perut bagian anan
bawah. Makanan yang sampai ke usus besar pada umumnya berupa bahan sisa
yang terdiri atas sejumlah bear airdan bahan makanan yang tidk dapat
dicerna dengan baik seperti selilosa. Fungsi utama dari usus besar
adalah mengatur kadar air sisa makanan sebelum dibuang. Jika sisa
makanan terlalu lama berada did lam usus besar, penyerapan air semakin
banyak sehingga sisa makanan (feses) menjai padat dan keras.
Usus besar dibedakan menjadi tida bagian, yaitu
a. Coecum. Merupakan pembatas antara ileum dengan kolon.
b. Kolon. Pada kolon terjadi gerakan mencampur isi kolon dengangerakan
mendorong. Di dalam kolon terdapat banyak bakteri. Slah sat bakteri
yang berguna adalah Escherichia coli. Kegunaan bakteri itu adalah:
- Membusukkan sisa makanan sehingga mudah untuk dikeluarkan.
- Membentuk vitamnin K dan vitamin B kompleks.
c. rectum. Merupakan tempat penampungan sementara feses sebelum dibuang melalui anus.
7. Anus
Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan. Dari lubang ini,
sisasisa makananyang tidak dicerna dikeluarkan dari dalam tubuh. Pada
anus terdapat dua macam otot,aitu:
a. Otot sphincterani internus (otot yang tidak dipengaruhu kehendak)
b. Otot sphincterani eksternus (otot yang dipengaruhi kehendak)
Proses pengeluaran feses di seut defekasi. Setelahretum terenggang
karena terisi penuh, timbul keinginan untuk defekasi. Dengan kontraksi
otot sphincterani eksternus, defekasi dapat ditahan tetapi dlam waktu
yang tidak terlalu lama.
B. Kelenjar Pencernaan (Glandula Digestivus)
Pencernaan makanan berlangsung dalam alat pencernaan. Berlangsungnya
proses ini juga dibantu oleh kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan
itu adalah;
1. Hepar (hati)
Hati merupakan kelenjar terbesar dan terpenting dalam tubuh. Hati
terdiri atas tiga lobus. Setiap lobus memiliki saluran untuk
mengangkut cairan empedu,yakni duktus hepatikus. Sari-sari makanan yang
diserap oleh usus halus akan melewati hati terlebi dahulu. Pada hati,
terdpat kantung empedu (vesica felea) yang salurannya dinamakan duktus
sistikus. Duktus hepatikus dan duktus isitikus bermuara pada saluran
besar yang dinamakan duktus koleodosus. Empedu mengandung garam
kholat,kolesterol, dan NaHCO3 (natrium bikarbonat).
Garam kholat mempunyai fungsi:
• Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dpat diemulsikan pada pencernaan selanjutnya.
• Mengaktifkan lipase pancreas.
• Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut dalam air sehingga mudah diserap
Natrium bikarbinat berfungsi mengatur keasaman empedu. Dengan adanya
garam tersebut, keasaman (pH) empedu menjadi 7,1 – 8,5. selain
menghasilkan cairan empedu, hati juga berfungsi mengubahkelebihan
glukosa menjadi glikogen untuk disimpan serta mengubah kelebihan asam
amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh.
Secara umum, hati mempunai fungsi:
a. memproduki protein plasma (albumin, fibrinogen, protrombin,heparin)
b. fagoitosis mikroorganisme,eritrosit dan leukosit yang sudah tua.
c. Pusat metabolisme protein, lemak dan karbohidrat.
d. Pusat detoksifikasi zat yang beracun di dalam tubuh.
e. Memproduksi cairan empedu
f. Merupakan gudang penyimpanan barbagai zat seperti mineral (Cu, Fe),
vitamin A, D, E, K, B12, glijogen dan berbagai racun yang tidak dapat
dikeluarkan dari tubuh.
g. Memegang peranan penting pada metabolisme tiga bahan makanan yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.
2. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang besifat endokrin dan eksokrin.
Bersifat endokrin karena dari pulau Langerhans dihasilkan hormone
inulin dan hormone glukagn yang dimasukkan ke darah. Bersifat ekokrin
karena menghasilkan enzim pencernaan. Keluarnya enzim dari pancreas
karena dipengaruhi oleh enzim pankreozimin.
Pancreas menghailkan enzim-enzim pencernaan sebagai berikut:
a. Tripsinogen, diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Senyawa protein diubah oleh tripsin menjadi dipeptida.
b. Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi membantu tripsin.
c. Peptidase, berperan mengubah senyawa peptide menjadi asam amino .
d. Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
e. Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
f. Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
g. NaHCO3atau KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3-, berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung.
C. Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola
makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di
antara gangguan-gangguan ini adalah:
1. Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi
menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan
seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres),
makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus.
Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam
mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
2. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat.
Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras
dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan
yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
3. Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung
enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan
bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan
ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan
berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga
perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri
jenis tertentu.
4. Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
5. Kolik. Gangguan lain salah cerna akibat makan makanan yang
merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa
nyeri.
6. Gastritis yaitu peradangan pada lambung.
7. Apendisitis. Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu
(apendiks). Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti. Pada
kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului
oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut
tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan : - masuknya kuman usus ke dalam
perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal -
terbentuknya abses - pada wanita, indung telur dan salurannya bisa
terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa
menyebabkan kemandulan - masuknya kuman ke dalam pembuluh darah
(septikemia), yang bisa berakibat fatal.
8. Hemoroid, yakni pembengkakan pembuluh vena sekitar anus.
* SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA RUMINANSIA
Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :
1.
|
Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.
|
2.
|
Geraham belakang (Molar) memiliki bentuk datar dan lebar.
|
3.
|
Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
|
4.
|
Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum.
|
Pola
sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri
atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian,
struktur alat pencernaan kadang-kadang berbeda antara hewan yang satu
dengan hewan yang lain.
Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
3
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rahang atas
|
M
|
P
|
C
|
I
|
I
|
C
|
P
|
M
|
Jenis gigi
|
3
|
3
|
-
|
4
|
4
|
-
|
3
|
3
|
Rahang bawah
|
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Berdasarkan
susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi
geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya
untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan
yang terdiri atas 50% selulosa.
Jika
dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus
(kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu
berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya
bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung
sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut.
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang
akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga
terjadi proses pembusukan dan fermentasi.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan
ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
Pembagian ini terlihat dari bentuk tonjolan pada saat otot sfinkter
berkontraksi.
Makanan
dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan
protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang
dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan
akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk
menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan
akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat
kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus.
Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya
dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi
oleh enzim.
Selulase
yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak
selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di
abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati,
namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah
biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial
seperti pada manusia. Asam lemak serta protein inilah yang menjadi bahan
baku pembentukkan susu pada sapi. Nah, inilah alasan mengapa hanya
dengan memakan rumput, sapi dapat menghasilkan susu yang bermanfaat bagi
manusia.
Hewan
seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung
seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau
pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak
mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif
fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan
marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu
kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi
dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh
bakteri dan protozoa tertentu.
Pada
kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan
kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat
makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
Sekum
pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum
karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar
dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan
kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.
Usus
pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat
(selulosa).
Enzim
selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk
mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio
gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi
alternatif.
Tidak
tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh
organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang
mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4
(gas bio).
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar